Laman

Monday, May 18, 2015

Bonus Demokrasi Dan Kependudukan Ketenaga Kerjaan Di Indonesia

A. Pengertian 


1.Kependudukan 

Secara yuridis formal diungkapkan oleh UURI No.10, 1992:105. Menurut undang undang tersebut definisi kependudukan yaitu Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama, pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi, kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta lingkungan penduduk tersebut.

2. Bonus Demografi 
Bonus Demografi adalah bonus yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Bonus demografi merupakan kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar dibanding penduduk nonproduktif (0-14 dan 65 tahun ke atas).

3. Ketenagakerjaan 

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 

B. Masalah Kependudukan, Bonus Demografi dan Ketenagakerjaan 

1. Masalah Kependudukan 



Masalah kependudukan adalah masalah yang umum dimiliki oleh negara-negara di dunia, tak terkecuali Indonesia. Secara umum masalah kependudukan terbagi menjadi dua, yakni dalam hal kuantitas dan kualitas penduduk. Sedangkan di Indonesia ditambah dengan satu lagi yaitu persebaran penduduk yang timpang. Ada 3 masalah kependudukan Indonesia :

1. Kuantitas, Indonesia adalah negara dengan populasi paling banyak nomor 4 di dunia yang memiliki jumlah penduduk 237,6 juta jiwa (sensus 2010)
2. Kualitas, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia menempati urutan 108 dari 188 negara pada tahun 2009, yang berarti mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia relatif rendah
3. Persebaran penduduk yang timpang, 58% penduduk Indonesia terkonsentrasi pada Pulau Jawa yang memiliki luas hanya 7% dari total daratan Indonesia.

2. Masalah Bonus Demografi


 Masalah yang ada pada bonus demografi adalah apabila pemerintah tidak meanfaatkan bonus demografi dari awal maka bonus yang menguntungkan itu bisa terganggu oleh penduduk usia tua, di atas 60-65 tahun. Apabila keadaan ekonomi penduduk usia tua tersebut rendah, pendapatannya di masa usia kerja rendah, dan tidak mempunyai tabungan, penduduk tersebut akan menimbulkan beban ketergantungan secara ekonomi yang berat. Keadaan ini akan mempersempit keuntungan yang bisa diperoleh dari bonus, atau membengkaknya jumlah penduduk yang makin dewasa pada usia kerja. Perhitungan jumlah mutlak angka penduduk paling ideal, yaitu penduduk dengan usia ketergantungan anak-anak dan penduduk dengan usia ketergantungan tua, menurut Adioetomo, diperkirakan bakal terjadi pada tahun 2020-2030. Bonus demografis yang sesungguhnya mulai nampak pada awal abad ke 21 ini adalah prakteknya belum memberi makna yang berarti. Bonus demografi (the window of opportunity) hanya akan bermanfaat kalau mutu penduduk mendapat pemberdayaan yang memadai dan penyediaan lapangan kerja yang mencukupi. Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi di tahun 2020-2030, dimana penduduk dengan umur produktif sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum banyak. Akan tetapi usia produktif ini apabila tidak berkualitas malah akan menjadi beban negara, oleh karena itu Pemerintah harus meningkatkan wajib belajar 12 tahun, lakukan pembinaan pola asuh & tumbuh kembang anak melalui posyandu dan PAUD, peningkatan usaha ekonomi keluarga dan peningkatan segala bidang agar SDM kita mampu bersaing di dunia International.

3. Masalah Ketenagakerjaan

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar didunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Indonesia dengan jumlah penduduk 237.641.326 jiwa berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia. Tentu saja hal ini menyebabkan Indonesia memiliki sumber daya manusia atau tenaga kerja yang melimpah yang bisa disalurkan untuk mempercepat proses pembangunan Indonesia. Sumber daya manusia yang melimpah dan didukung oleh sumber daya alam yang juga melimpah merupakan modal yang sangat besar bagi bangsa Indonesia untuk mengejar ketertinggalannya dari negara lain yang lebih maju dan makmur. Hal ini bisa terwujud kalau pengelolaan SDM dan SDA tadi terlaksana dengan baik. Terdapat beberapa masalah kependudukan yang kompleks untuk dibahas, yaitu:

a. Jumlah Angkatan Kerja yang Besar

Besarnya angkatan kerja yang ada di Indonesia tidak mampu diserap semuanya oleh kesempatan kerja yang ada karena tidak berimbangnya jumlah angkatan kerja yang ada dengan ketersediaan kesempatan kerja. Hal ini merupakan pokok yang menyebabkan terhambatnya penyelenggaraan pembangunan ekonomi.

b. Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah

Kualitas tenaga kerja yang rendah ini disebabkan karena tingkat pendidikan penduduk yang rendah pula atau belum memadai dengan jenis pekerjaan yang tersedia. Tidak saja disebabkan banyaknya usia putus sekolah, namun juga disebabkan oleh rendahnya mutu pendidikan sehingga tenaga kerja tidak mampu menyerap atau menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Rendahnya kualitas tenaga kerja akan berpengaruh pada tingkat prduktivitas.

c. Persebaran Tenaga Kerja Tidak Merata

Luasnya wilayah dan banyaknya kepulauan dI Indonesia serta terkonsentrasinya penduduk di Pulau Jawa juga merupakan penyebab timbulnya permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia ini mengakibatkan persebaran penduduk tidak merata. Daerah-daerah luas di Indonesia kekurangan penduduk sementara di Pulau Jawa padat penduduk. Berbagai usaha didirikan namun tetap tidak mampu untuk menekan jumlah pengangguran, justeru sebaliknya. Pulau Jawa terutama kota-kota besar sudah menjadi daya tarik bagi pencari kerja dari luar Pulau Jawa, padahal daerah di luar Pulau Jawa memiliki potensi alam yang melimpah dan belum diolah secara optimal.

d. Kesempatan Kerja Masih Terbatas

Berbagai sektor pekerjaan yang tersedia baik dibidang agraris, ekstraktif, industri, perdagangan dan jasa tidak mampu menampung besarnya jumlah angkatan kerja yang ada. Ketersediaan kesempatan kerja dibidang-bidang tersebut sangat terbatas bila dibandingkan dengan jumlah angkatan kerja yang besar.

e. Meningkatnya Pengangguran

Muara dari permasalahan ketenagakerjaan ini adalah semakin tingginya tingkat pengangguran. Apalagi tingginya tingkat pengangguran ini semakin diperparah dengan adanya PHK (pemutusan hubungan kerja) besar-besaran. Pengangguran akan didominasi oleh penduduk muda dan terdidik yang dapat mendorong timbulnya social unrest dan peningkatan jumlah penduduk miskin. Untuk menghindari terjadinya door to disaster perlu dilakukan upaya keras dalam penurunan fertilitas, peningkatan kualitas penduduk, baik dari sisi kesehatan maupun pendidikan. Banyaknya jumlah pengangguran merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi negara dan pemicu terganggunya kestabilitasan sosial dan politik. 

1. Solusi yang Ditawarkan Terhadap Masalah Kependudukan 


Pengoptimalan program KB dan memberikan kesadaran tentang kelangsungan hidup melalui sosialisasi aktif kepada masyarakat merupakan andalan dan solusi yang diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan kependudukan. Tindakan prefentif sangat diharapkan agar ledakan penduduk dapat diantisipasi dari awal.






2. Solusi yang Ditawarkan Terhadap Masalah Bonus Demografi 




Solusi yang ditawarkan terhadap masalah bonus demografi adalah dengan memanfaatkan bonus demografi dimana anak-anak harus dibentuk kualitasnya sejak sekarang. Pada tahun 2025 nanti anak-anak sudah dewasa dan termasuk dalam usia produktif. Oleh karena itu, mulai saat ini generasi muda harus mempersiapkan diri agar mampu bersaing meraih kesempatan kerja dan bersaing dengan negara-negara lain di seluruh dunia. Artinya mulai sekarang, anak-anak harus meningkatkan kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual secara optimal. Indonesia tengah mengalami bonus demografi yang ditandai dengan banyaknya penduduk usia muda dan produktif. Bonus demografi itu harus segera dioptimalkan dengan investasi lebih besar pada pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Oleh karena itu mulai tahun 2011, Pemerintah melalui BKKBN telah meluncurkan program Perilaku Hidup Berwawasan Kependudukan (PHBK) guna mengantisipasi periode bonus demografi itu. PHBK diharapkan mampu mempercepat terwujudnya kesejahteraan hidup masyarakat yang adil, makmur, merata dan berkualitas. 4 ciri PHBK :

1. Peduli terhadap manusia dan kebutuhan hidupnya

2. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan kehidupan ekonomi
3. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan kehidupan sosial, budaya dan agama
4. Peduli terhadap pertumbuhan penduduk dan lingkungan hidup.

Agar program PHBK mampu menjadi sebuah gerakan yang aktif dan efektif maka integrasi bersama program yang selama ini sudah dijalankan Bkkbn menjadi sangat penting. Terlebih lagi pada pemerintahan yang baru nanti akan dibentuk sebuah Kementerian Kependudukan yang harus selalu berkoordinasi dengan kementerian lainnya seperti kemenakertrans, kementerian agama, kementerian sosial, kemenko perekonomian, kementerian lingkungan dan kementerian pendidikan.

Menurut proyeksi penduduk tahun 2035 berbasis sensus 2010 diketahui masa maksimum bonus demografi ini terjadi pada 2028, 2029, 2030 dan 2031. Selama itu, prosentase penduduk usia muda dan produktif mencapai 46.7 persen. Melihat dari proyeksi ini, Indonesia memiliki peluang hingga 2030, jadi selama 16 tahun mendatang, Indonesia harus investasi habis-habisan di SDM. Ada beberapa syarat agar bonus demografi bisa tercapai. Pertama, yakni suplai tenaga kerja produktif yang besar harus diimbangi dengan lapangan pekerjaan sehingga pendapatan perkapita naik dan bisa menabung yang akan meningkatkan tabungan nasional. Kedua, tabungan rumah tangga diinvestasikan untuk kegiatan produktif. Ketiga, jumlah anak sedikit memungkinkan perempuan memasuki pasar kerja, membantu peningkatan pendapatan. Keempat, anggaran yang sebelumnya dipakai untuk anak usia 0-15 tahun karena jumlah berkurang, bisa dialihkan untuk peningkatan sumber daya manusia untuk usia 15 tahun ke atas seperti untuk traning, pendidikan, dan upaya pemeliharaan kesehatan remaja terutama kesehatan reproduksi dan penanggulangan perilaku tidak sehat seperti alkohol, narkoba, rokok dan seks bebas. Bonus demografi tidak serta merta datang dengan sendirinya, tetapi untuk menjadikan potensi nasional, perlu dipersiapkan dan selanjutnya dimanfaatkan bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Syarat agar bonus demografi dapat dimanfaatkan dengan baik, adalah dengan mempersiapkannya sejak perencanaan sampai dengan implementasinya di tingkat lapangan. Persiapan ini antara lain melalui :

1. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Masyarakat;

2. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan;
3. Pengendalian Jumlah Penduduk;
4. Kebijakan Ekonomi yang mendukung fleksibilitas tenaga kerja dan pasar, keterbukaan perdagangan dan saving nasional.

3.Solusi yang Ditawarkan Terhadap Masalah Ketenagakerjaan


Adapun metode yang kita gunakan dalam memecahkan masalah ketenagakerjaan di Indonesia adalah dengan mengidentifikasi satu masalah kemudian disusul dengan solusi pemecahannya, kemudian beralih ke permasalahan berikutnya hingga akhir masalah secara berurutan. Hal ini kita maksudkan untuk mempermudah pemahaman dan fokus kepada masalah yang kita paparkan.



1. Masalah Pertama: Jumlah Angkatan Kerja yang Besar

Pemecahan masalahnya: Jumlah angkatan kerja yang besar disebabkan karena tingginya tingkat kelahiran atau pertubuhan penduduk. Solusi yang harus dilakukan pemerintah dalam menekan atau mengurangi tingginya tingkat pertumbuhan penduduk yaitu dengan memaksimalkan pelaksanaan program keluarga berencana (KB). Hal tersebut dilakukan dengan cara sosialisasi dan penyuluhan KB secara intens kepada masyarakat, khususnya kepada pasangan yang baru menikah, sehingga semakin tumbuh kesadaran masyarakat akan pentingnya program keluarga berencana. Hal ini juga bisa dilakukan dengan membatasi usia nikah sehingga dapat menekan terjadi pernikahan dini. Apabila program KB berjalan baik, maka jumlah angka pertumbuhan atau kelahiran akan menurun. Yang mengakibatkan angkatan kerja semakin berkurang. Apabila penurunan jumlah angkatan kerja yang berkurang ini diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan kerja, maka jumlah penggangguran juga berkurang.

2. Masalah Kedua: Kualitas Tenaga Kerja Relatif Rendah 

Penyebab rendahnya kualitas tenaga kerja di Indonesia diantaranya karena rendahnya pendidikan, kurikulum pendidikan yang tidak sesuai dengan pekerjaan yang tersedia, kurangnya pelatihan dan pemagangan kerja.
Pemecahan masalahnya:

a. Melakukan pelatihan kerja. Pelatihan kerja ini merupakan kegiatan pengembangan keahlian dan keterampilan yang berhubungan dengan pekerjaan dan persyaratan pekerjaan.

b. Pemagangan. Pemagangan ini sebenarnya merupakan bagian dari pelatihan kerja, namun pemagangan ini langsung dilakukan di tempat kerja. Tujuan pemagangan adalah untuk memantapkan profesionalitas tenaga kerja. Hal ini dapat diterapkan di sekolah-sekolah khususnya sekolah kejuruan (SMK) seperti yang dilakukan saat ini.

c. Meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat melalui pendidikan formal maupun nonformal. Melalui pendidikan formal, ini dapat dilakukan melalui program wajib belajar 9 tahun seperti saat ini di lakukan, membenahi kurikulum pendidikan untuk mendapatkan sistem pendidikan yang sesuai dengan bursa tenaga kerja, seperti membuka sekolah menengah kejuruan (SMK) di seluruh daerah. Sedangkan melalui pendidikan norformal dapat dilakukan dengan memberikan kursus-kursus atau pelatihan-pelatihan kerja, pelatihan kewirausahaan untuk membuka lapangan kerja baru, dan lain sebagainya.

d. Membenahi upah dan gaji tenaga kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan para tenaga kerja sehingga memiliki efek yang positif pada peningkatan mutu dan produktivitas kerja. Hal ini dapat dilakukan dengan cara diantaranya: meningkatkan upah minimum provinsi (UMP), mengikutkan pekerja dalam program asuransi jaminan sosial, meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan, dan perusahaan harus memenuhi hak-hak karyawan seperti hak cuti dan tunjangan hari raya.

e. Peningkatan Gizi dan Kesehatan. Kualitas atau mutu tenaga kerja dapat juga dilakukan dengan program peningkatan gizi dan kesehatan. Dengan gizi yang baik, maka kesehatan tenaga kerja juga akan baik sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja.

f. Masalah Ketiga: Persebaran Tenaga Kerja Tidak Merata Persebaran tenaga kerja tidak merata disebabkan karena terkonsentrasi (terpusat)nya penduduk Indonesia di Pulau Jawa. Hampir 60 % penduduk Indonesia berada di pulau Jawa. Kondisi ini dapat menimbulkan dampak semakin banyaknya jumlah pengangguran di pulau Jawa, sedangkan di luar pulau Jawa pembangunan akan terhambat karena kekurangan tenaga kerja untuk mengolah sumber daya yang ada.

Pemecahan Masalahnya:

1. Mengadakan transmigrasi, yaitu usaha memeratakan

2. Pemberdayaan tenaga kerja. Hal ini dilakukan dengan cara mengirim angkatan kerja dari daerah yang kelebihan tenaga kerja ke daerah yang kekurangan tenaga kerja.
3. Pengembangan usaha sektor informal di daerah, seperti pengembangan usaha kerajinan. Misalnya, usaha batik, anyaman tikar atau kerajinan kayu.

4. Masalah Keempat:     Kesempatan Kerja Masih Terbatas 

Kesempatan kerja masih terbatas disebabkan karena jumlah angkatan kerja masih lebih besar dari peluang kerja atau kesempatan kerja yang tersedia. Pemecahan Masalahnya: Upaya mengatasi kesempatan atau peluang kerja ini dapat dilakukan dengan cara pengembangan industri padat karya yang mampu menyerap tenaga kerja yang besar. Hal ini dapat dilakukan dengan cara meningkatkan penanaman modal dalam negeri.
5. Masalah Kelima: Pengangguran Pemecahan Masalahnya:   Masalah pengangguran ini disebabkan oleh keempat masalah yang disebutkan di atas, oleh karena itu pengangguran dapat di tekan atau diperkecil bila keempat masalah tersebut sudah dapat diatasi. Pengangguran selain disebabkan oleh keempat masalah yang ada, bisa juga terjadi karena sering terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan ketergantungan angkatan kerja pada lowongan pekerjaan yang disediakan oleh pemerintah dan perusahaan.


C. Kesimpulan 

Berdasarkan pada hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan sebagai berikut .

1. Kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan jumlah, ciri utama,pertumbuhan, persebaran, mobilitas, penyebaran, kualitas, kondisi, kesejahteraan yang menyangkut politik, ekonomi, sosial, budaya, agama, serta lingkungan penduduk tersebut.

Bonus demografi adalah kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) jauh lebih besar dibanding penduduk nonproduktif (0-14 dan 65 tahun ke atas). 

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

2.  Masalah kependudukan yang terjadi ada 3, yaitu : kualitas, kuantitas dan persebaran penduduk yang timpang. 

  Masalah bonus demografi yang terjadi adalah apabila pemerintah dan masyarakat tidak meanfaatkan bonus demografi dari awal maka bonus yang menguntungkan itu bisa terganggu oleh penduduk usia tua, di atas 60-65 tahun. Apabila keadaan ekonomi penduduk usia tua tersebut rendah, pendapatannya di masa usia kerja rendah, dan tidak mempunyai tabungan, penduduk tersebut akan menimbulkan beban ketergantungan secara ekonomi yang berat. Keadaan ini akan mempersempit keuntungan yang bisa diperoleh dari bonus, atau membengkaknya jumlah penduduk yang makin dewasa pada usia kerja.

   Masalah ketenagakerjaan yang terjadi adalah jumlah angkatan kerja yang besar, kualitas tenaga kerja relatif rendah, persebaran tenaga kerja yang tidak merata, kesempatan kerja masih terbatas dan meningkatnya pengangguran.

3. Solusi yang ditawarkan terhadap masalah kependudukn adalah Pengoptimalan program KB dan memberikan kesadaran tentang kelangsungan hidup melalui sosialisasi aktif kepada masyarakat diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan kependudukan.

  Solusi yang ditawarkan terhadap masalah bonus demografi adalah pemerintah harus memanfaatkan bonus demografi dengan baik sebagai the window of opportunity (jendela kesempatan) yang bisa menguntungkan kelangsungan hidup masyarakat. SelanjutnyaSolusi yang ditawarkan terhadap masalah ketenagakerjaan adalah memperkecil jumlah angkatan kerja yang besar melalui penekanan penduduk dengan program KB, meningkatkan kualitas tenaga kerja dan melakukan penyebaran tenaga kerja yang merata. 


Semoga dengan adanya kaya tulis ini dapat memberikan kita pengetahuan tentang masalah kependudukan, khususnya mengenai bonus demografi dan ketenagakerjaan demi kelangsungan hudup masyarakat di negara kita yang tercinta. 






sumber : http://rimaljaya.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment